Fungsi
utama dari bersyukur adalah agar kita betul-betul merasa tenang,
bahagia, dan sukses dikarenakan Allah telah memberikan kenikmatan yang
luar bidahsyat dalam kehidupan kita.
Orang yang besyukur hatinya lapang,
wajahnya cerah, pikirannya terbuka, motivasinya tinggi, ibadahnya
khusyu, hidupnya banyak memberikan inspirasi bagi dirinya dan semesta di
sekitarnya.
Kalaulah kita hari ini mengaku sudah
bersyukur tapi masih sering stress, mudah marah, cepat khawatir, takut
kehilangan, dan perasaan negatif lainnya, berarti TEKNIK BERSYUKUR kita
masih perlu diperbaiki. Katanya sudah bersyukur, lha kok masih stress
saban hari? :D
Bukankah di Al-Quran dikatakan "Kalau
kalian bersyukur pasti akan Aku tambah nikmat bagi kalian, kalau kalian
kufur (tidak bersyukur) maka azabKU sangatlah pedih". Dan, lambang dari
azab yang pedih itu adalah hadirnya stress yang istiqomah dalam
kehidupan kita....
Nah, apa betul kita ini sudah bersyukur?
Kalau sudah bersyukur, lalu kenapa masih sering stress?
Contoh, kita mendapatkan sebuah
proyek yang kita anggap nilainya 10 juta, tapi ternyata setelah proyek
itu selesai kita hanya mendapatkan uang senilai 3 juta. Lalu kita
berusaha untuk bersyukur dengan kalimat "Alhamdulillaaah, masih dapet 3
juta, masih untung ada proyek.. alhamdulillah deh" ... tapi ternyata
hati kita belum tentu bersyukur sesuai dengan ucapan yang kita katakan.
Hati kita masih saja bertanya dan kesal "kenapa hanya 3 juta? apa salah
saya?". Nah, inilah salah satu kesalahan bersyukur... Bersyukur itu
seharusnya nikmat sehingga menambah kenikmatan yang ada. Istilahnya :
Mensyukuri nikmat dengan cara menikmati syukur itu sendiri...
Contoh lain, misalnya Anda pada
faktanya memiliki rumah yang kecil dan sempit, lalu Anda bersyukur dalam
kalimat, "Ya Allah, terimakasih atas rumah yang telah engkau berikan
ini, walau sempit dan pengap, saya tetap bersyukur". Nah, apakah setelah
Anda mengucapkan rasa syukur itu hati Anda menjadi lapang?
Ternyata, KUNCI dari mensyukuri nikmat adalah menikmati syukur.
Nikmat itu tidak harus dikaitkan
dengan fakta yang ada, tapi kenikmatan sejati bisa melampaui sang
fakta. Fakta itu terbatas, sedangkan nikmat itu tak terbatas.
Fa biayyi aalaa-i robbikumaa tukadz-dzibaan?
Nikmat dari Rabmu yang mana lagikah yang kalian dustakan?
Kalau faktanya rumah kita kecil, maka
lampauilah fakta itu, dan bersyukurlah, "Ya Allah, terimakasih atas
rumah yang besar, bertingkat, luas, dan indah ini".
Bukankah fakta itu di luar, sedangkan
persepsi itu di dalam? Bukankah persepsi lebih penting dari pada fakta
yang menipu? Bukankah dunia ini kesenangan yang menipu? Bukankah yang
di dalam itu realita dan yang di luar itu hanya ilusi? Bukankah yang
kelak Anda pertanggungjawabkan di hadapan Allah adalah apa yang ada di
dalam diri Anda dan bukan apa yang ada di luar diri Anda?
Sahabatku, Ketika kita sedang melatih
Pikiran dan Perasaan dalam bersyukur yang berkualitas nikmat, maka tak
perlu heran jika setiap hari latihan bersyukur yang dilakukan sepertinya
semakin tidak mudah. Sebab dibenturkan oleh berbagai fakta yang sulit
untuk disyukuri.
Itu sebabnya, teruslah tetap dalam awareness yang dalam. Dan tetaplah bersyukur dalam sikap yang "melampaui fakta" yang ada, walaupun fakta yang hadir sangat tidak indah atau bahkan sudah begitu sangat indahnya.
Jangan batasi diri kita dalam fakta indrawi, sebab semua keindahan dan kesulitan dunia adalah fana.
So, tidak perlu menunggu nikmat baru bersyukur, tapi bersyukurlah senantiasa maka ALLAH akan menambahkan nikmat itu pada diri kita.
Itu sebabnya, teruslah tetap dalam awareness yang dalam. Dan tetaplah bersyukur dalam sikap yang "melampaui fakta" yang ada, walaupun fakta yang hadir sangat tidak indah atau bahkan sudah begitu sangat indahnya.
Jangan batasi diri kita dalam fakta indrawi, sebab semua keindahan dan kesulitan dunia adalah fana.
So, tidak perlu menunggu nikmat baru bersyukur, tapi bersyukurlah senantiasa maka ALLAH akan menambahkan nikmat itu pada diri kita.
Mari luaskan persepsi Anda,
positifkan persepsi Anda, maka Anda akan betul-betul menikmati yang
namanya bersyukur. Tenggelam dalam kenikmatan syukur kepada-Nya...
"Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (Q.S. 57:20)
Salam Syukur Melampaui Fakta.
Wallahu a'lam